Waspada, bahaya obat tradisional seperti jamu yang dicampur dengan bahan kimia obat (BKO). Obat tradisional merupakan ramuan yang berasal dari tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian ataupun campuran dari bahan tersebut yang sudah digunakan secara turun temurun untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Permenkes, 2016). Ada tiga jenis obat tradisional yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Dalam hal ini jamu merupakan obat tradisional yang paling banyak digunakan masyarakat, digunakan secara turun temurun dan klaim khasiat berdasarkan empiris atau pengalaman.
Obat tradisional biasanya memiliki efek yang lebih minimal dibandingkan dengan obat modern/obat kimia karena kadar zat aktif/zat berkhasiat yang lebih rendah. Oleh karena itu, obat tradisional banyak digunakan oleh masyarakat karena dianggap lebih ‘aman’ dan minim efek samping. Namun, sayangnya masyarakat sering lupa jika obat tradisional juga dapat ‘membahayakan’ jika tidak digunakan dengan benar.
Lalu, apakah Anda pernah mendengar obat tradisonal yang sangat manjur bahkan hanya dengan satu kali minum? Hati-hati! Bisa jadi terdapat campuran bahan kimia yang ditambahkan pada obat tersebut yang sering disebut dengan BKO (Bahan Kimia Obat).
Apa Itu Bahan Kimia Obat (BKO)?
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 246/Menkes/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional, disebutkan bahwa BKO yang merupakan bahan kimia sintetik atau hasil isolasi, tidak boleh ditambahkan ke dalam obat tradisional. Penambahan bahan tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius hingga kematian karena adanya interaksi antara komponen senyawa pada obat tradisional dengan bahan kimia.
Namun, karena minimnya pengetahuan dan ketatnya persaingan bisnis bisa menyebabkan bahan kimia ini masih sering digunakan pada obat tradisional. Menurut temuan BPOM, obat tradisional yang sering dicemari BKO banyak ditemukan pada obat untuk pegal linu/encok, reumatik, obat pelangsing, obat penambah stamina, obat diabetes hingga obat untuk sesak nafas (asma). Tujuannya agar obat tradisional tersebut dapat memberi efek yang cepat.
(Baca juga : Perhatikan Hal Ini Ketika Apoteker Melakukan Swamedikasi)
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) yang Ditambahkan di Obat Tradisional
Bahan kimia yang sering dicampurkan pada obat tradisional biasanya merupakan obat keras yang penggunaannya tentu harus sesuai dengan dosis terapinya. Seperti Antalgin, Natrium Diklofenak, Piroksikam, Sibutramin HCl, Sildenafil Nitrat, Glibenklamid, Teofillin, dan lain-lain. Apa jadinya jika obat-obat kimia tersebut ditambahkan ke dalam obat tradisional seperti jamu? Tentu ini akan sangat berbahaya. Penggunaan jamu yang tidak dengan dosis dan aturan pakai yang benar ditambah dengan adanya BKO yang ditambahkan secara ilegal tentu akan membayahakan penggunanya, apalagi jika digunakan dalam jangka waktu lama. Oleh karenanya, BPOM dan Kemenkes melarang penambahan BKO pada obat tradisional karena dosis yang tidak diketahui sehingga bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Tips Mengenai Obat Tradisional yang Ditambahkan BKO
Ini dia beberapa tips untuk mengenali adanya BKO (Bahan Kimia Obat) dalam obat tradisional, diataranya :
- Hindari obat tradisional dengan klaim yang dapat mengobati berbagai penyakit. Pada umumnya, tidak ada simplisia yang dapat mengobati berbagai penyakit. Jikapun dalam 1 simplisia terdapat beberapa senyawa, diperlukan berbagai pengujian untuk memastikannya
- Tidak ada obat tradisional yang memiliki efek cepat (cespleng). Cara kerja obat tradisional ini adalah menyeluruh ke jaringan dengan memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan, sehingga waktu kerja obat tradisional lambat, berbeda dengan obat kimia yang mempunyai reaksi yang cepat
- Selalu pastikan bahwa obat tradisional sudah terdaftar di BPOM. Anda dapat melakukan pengecekan terhadap nomor registrasi yang tercantum pada kemasan
(Baca juga : Informasi yang Harus Disampaikan Saat Pelanggan Membeli Obat di Apotek)
Nah, bagi Anda pebisnis perlu tetap waspada untuk menerima produk titipan ataupun dalam menjual obat tradisional. Perhatikan dan pastikan obat yang ada di apotek anda aman bagi masyarakat disertai dengan informasi obat yang benar. Untuk urusan pengelolaan apotek, Anda bisa mempercayakan software Apotek Digital agar manajemen apotek semakin handal dan terhindar dari celah kerugian.