Pernahkan Anda menemui pelanggan apotek datang ingin membeli obat untuk demam tanpa pemeriksaan dokter sebelumnya? Biasanya pelanggan sudah tahu obat apa yang mau dibelinya baik berdasarkan pengalaman dan saran orang lain. Bisa juga pelanggan datang ke apotek belum tahu obat apa yang sesuai dan meminta rekomendasi dari Apoteker. Inilah yang dimaksud swamedikasi. Swamedikasi adalah usaha mengobati keluhan menggunakan obat-obat yang dibeli atas inisiatif sendiri tanpa saran atau resep dokter. Menurut WHO, bisa didefinisikan sebagai upaya untuk menggunakan atau memperoleh obat tanpa diagnosa, saran dokter, resep dokter, dan pengawasan terapi.
Tren Swamedikasi di Masyarakat Indonesia
Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik) pada 2022 ada 84,34% orang memilih untuk melakukan pengobatan sendiri, dan jumlah ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Ada beberapa alasan masyarakat memilih melakukan swamedikasi, diantaranya akses ke dokter yang sulit, biaya untuk ke dokter relatif mahal, dan sudah ada pengalaman sebelumnya mengenai keluhan tersebut. Lalu kemana masyarakat pergi untuk mencari obat? Tentu kebanyakan akan ke apotek sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup mudah ditemui. Disinilah pentingnya peran Apoteker dan staf farmasi di apotek untuk bisa membantu dan mengedukasi masyarakat dalam memilih obat yang tepat sesuai dengan kondisinya agar pengobatannya efektif.
Ketentuan Swamedikasi
Pengobatan sendiri atau swamedikasi tidak bisa dilakukan untuk semua penyakit. Praktik ini hanya boleh dilakukan pada keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami seperti demam, nyeri, pusing, batuk, maag, cacingan, diare, dan penyakit kulit yang dapat diatasi dengan tindakan/terapi sederhana yang biasa disebut minor ailment. Oleh karena itu penggunaannya obatnya pun tidak secara terus menerus.
Golongan obat yang bisa digunakan pada praktik swamedikasi adalah obat yang termasuk OTC (over the counter) seperti obat golongan bebas, golongan bebas terbatas, dan OWA (obat wajib apotek) yang diberikan oleh apoteker di apotek.
(Baca juga : Yuk, Kenali Jenis Obat Berdasarkan Logo Obat)
Yang Harus Diperhatikan Apoteker Ketika Pelanggan Apotek Melakukan Swamedikasi
Apoteker di apotek berperan untuk membantu dan mengedukasi pasien untuk memilih obat yang tepat serta menggunakannya dengan tepat. Berikut hal yang harus diperhatikan Apoteker ketika ada pelanggan datang ingin melakukan swamedikasi.
Kenali kondisi dan keluhan pasien
Pasien datang dengan kondisi dan keluhannya. Bisa jadi dia datang sudah tahu apa yang mau dibelinya, bahkan tak jarang membawa sampel sisa kemasan obat. Bisa jadi juga dia datang dengan keluhan dan ingin meminta rekomendasi dari Apoteker atau staf di apotek. Apoteker harus mampu mengenali keluhan dan kondisi pasien. Misalnya dengan bertanya keluhannya sudah berapa lama, apa yang dirasa, apa yang dilakukan sebelumnya untuk mengurangi keluhan, dan lain-lain.
Berikan rekomendasi obat sesuai dengan kondisi pasien
Selain mengenali keluhan penyakitnya, Apoteker juga perlu mengenali preferensi pasien seperti ingin obat yang branded atau relatif lebih mahal atau obat yang relatif lebih murah. Anda juga bisa merekomendasikan produk pelengkap seperti suplemen dan vitamin untuk membantu penyembuhan pasien. Dengan teknik berupa cross selling ini secara langsung apotek bisa meningkatkan penjualannya. Rekomendasi obat yang sesuai juga akan meningkatkan kepercayaan pelanggan kepada apotek.
(Baca juga : Jangan Sampai Apotek Anda Menolak Pelanggan!)
Berikan pelayanan informasi obat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam penyediaan dan pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis, dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat. Berikan informasi obat yang cukup dan relavan untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan pasien.
Setidaknya sampaikan informasi berikut :
- Informasi nama obat dan kegunaan obat
- Aturan pakai dan cara pakai obat
- Informasi efek samping obat
- Kontraindikasi obat dan apa yang harus diperhatikan saat menggunakan obat
(Baca juga : Informasi yang Harus Disampaikan Saat Pelanggan Membeli Obat di Apotek)
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat Apoteker dan staf farmasi membantu pelanggan melakukan swamedikasi. Pelayanan swamedikasi yang sesuai akan meningkatkan kepercayaan pelanggan dan secara tidak langsung juga meningkatkan kualitas pelayanan di apotek.
Untuk urusan pengelolaan apotek yang lebih mudah dan handal, Anda bisa menggunakan software pengelola apotek seperti Apotek Digital. Fiturnya lengkap dan mudah digunakan, sehingga Anda bisa lebih fokus terhadap pelayanan kepada pelanggan di apotek. Coba gratis disini.