Metode Perencanaan Persediaan di Apotek

apt. Nurul Ayesya, S.Farm 1 min read

stok opname

Perencanaan persediaan obat di apotek dapat menggunakan dua metode, yaitu metode konsumsi (berdasarkan data riil penggunaan obat di apotek pada periode sebelumnya) dan metode morbiditas (berdasarkan jumlah episode tiap pola penyakit dan kebutuhan obat dengan rata-rata standar terapi). Metode morbiditas membutuhkan data epidemiologi, metode ini cenderung sulit dilakukan di apotek karena keterbatasan data epidemiologi yang dimiliki. Metode konsumsi lebih mungkin dilakukan karena apotek memiliki data penggunaan obat riil selama periode tertentu.

Perencanaan pembelian di apotek dengan menggunakan metode konsumsi terbagi menjadi empat jenis, yaitu metode VEN (Vital Esensial dan Non Esensial), metode Pareto/ABC, metode EOQ (Economic Order Quantity), dan metode JIT (Just in Time).

Metode Perencanaan VEN (Vital Esensial dan Non Esensial)

Item produk dikelompokkan berdasarkan derajat kepentingan, yaitu :

  • V (Vital) yaitu golongan obat yang harus ada
  • E (esensial) yaitu golongan obat yang penting untuk diadakan
  • N (non esensial) yaitu golongan obat yang kurang penting, hanya sebagai penunjang kelengkapan

Metode ini kemungkinan sulit dilakukan karena beragamnya pasien dan persepan dokter, tidak ada formularium yang dapat mengikat dokter praktik di sekitar apotek, sehingga jenis kebutuhan obat atau produk farmasi pun bisa sangat beragam.

Metode Perencanaan Pareto/ABC

Metode ini menekankan pada persediaan yang mempunyai nilai penggunaan relatif tinggi atau mahal. Klasifikasi produk berdasarkan besarnya nilai (value) yang dihasilkan oleh persediaan tersebut, yaitu kelas A, B, dan C.  Ada dua jenis analisis pareto, yaitu :

  • Analisis pareto berdasarkan total penjualan : kelas A memiliki persentase kumulatif 80% terhadap total penjualan, kelas B 15% terhadap total penjualan, dan kelas C 5% terhadap total penjualan.
  • Analisis pareto berdasarkan keuntungan : kelas A memiliki persentase kumulatif 80% terhadap keuntungan, kelas B menyumbang 15% terhadap keuntungan, dan kelas C menyumbang 5% terhadap total keuntungan.

Untuk membaca lebih lanjut mengenai Analisis Pareto, dapat dibaca disini.

Metode Perencanaan EOQ (Economic Order Quantity)

Penetapan jumlah order item obat mempertimbangkan biaya order dan biaya penyimpanan, sehingga kuantitas order bertujuan agar biaya yang dikeluarkan minimum. Metode ini dapat diterapkan jika harga obat tidak fluktuatif dan nilai inflasi stabil. Secara umum, dalam satu tahun bisa terjadi 2-3 kali kenaikan harga obat, maka metode ini hanya bisa diterapkan pada item obat fast moving dalam periode 4-6 bulan ke depan.

Metode JIT (Just in Time)

Pengadaan hanya dilakukan pada saat diperlukan dan dalam jumlah yang diperlukan. Order dilakukan saat stok hampir habis atau sudah habis. Kelemahan metode ini adalah diperlukan keteraturan defecta dan perhitungan stok pengaman/buffer agar pengelolaan obat di apotek tidak terganggu.

Apotek Digital - Software Apotek Handal, Lengkap, dan Mudah. Yuk daftar di sini Gratis!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *