Pada dasarnya tidak ada bisnis yang bebas dari risiko, termasuk bisnis retail farmasi seperti apotek dan toko obat. Mengetahui risiko bermaksud untuk antisipasi sehingga Anda menjadi lebih siap dalam menjalankan bisnis apotek. Berikut beberapa risiko yang mungkin Anda temui ketika menjalankan bisnis apotek,
Pengurusan Izin yang Ketat
Tidak bisa dipungkiri bahwa pengurusan izin apotek sangat ketat dan memakan waktu hingga berbulan-bulan. Mulai dari IMB (Izin Mendirikan Bangunan), perizinan lingkungan, kelangkapan sarana dan prasarana (seperti lemari, rak, alat racik, lemari pendingin, AC, dll), perizinan apoteker, perizinan tenaga teknis kefarmasian, dll. Pastikan Anda sudah membaca atau memahami berbagai persyaratan izin apotek sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdiskusi dengan teman yang sudah berpengalaman akan membantu Anda dalam mengurusnya.
Pengawasan dan Pelaporan Terkait Regulasi
Apotek sebagai sarana retail farmasi dan tempat pelayanan kefarmasian dalam keberjalanannya diatur oleh regulasi, seperti pelaporan penggunaan sediaan jadi narkotika & psikotropika. pencatatan dan pelaporan pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stock), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Obat Rusak atau Kadaluarsa
Obat yang rusak atau kadaluarsa akan mempengaruhi omzet. Bicarakan dengan PBF/distributor Anda mengenai syarat dan mekanisme pengembalian obat yang rusak atau kadaluarsa. Penting untuk memantau stok obat dan memastikan penyimpanan obat dengan baik agar tidak terjadi kerugian karena obat rusak atau kadaluarsa.
Pemantauan kadaluarsa obat kini bisa dibantu Software Pengolah Apotek seperti Apotek Digital. Apotek Digital membantu Anda dengan memberi peringatan sebelum expired date (6 bulan sebelum ED). Selain itu tersedia fitur yang akan menganalisis status stok seperti overstock, understock, dan death stock sehingga membantu Anda lebih bijaksana dalam melakukan pengadaan dan pencegahan obat rusak dan kadaluarsa.
Etika Pelayanan Obat Resep
Berdasarkan peraturan ada obat-obat yang termasuk OTC (over the counter) yang bisa diberikan tanpa resep dokter (obat bebas dan obat bebas terbatas) dan obat keras yang harus diberikan melalui resep dokter. Namun ada beberapa obat keras yang dapat diberikan apoteker di apotek tanpa resep dokter (dalam jumlah terbatas) yang disebut obat wajib apotek (OWA). Permintaan obat keras yang tidak termasuk OWA tanpa resep dokter tidak dibenarkan, contoh antibiotik. Apotek harus profesional dalam hal tersebut agar tidak ada penyalahgunaan obat. Apoteker harus menyeimbangkan kepentingan komersial untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan risiko efek samping obat keras bagi pasien.
Kas atau Keuangan Bocor
Anda sebagai PSA atau APJ apotek tentu tidak ingin kas & keuangan bocor. Alih-alih untung malah merugi. Beberapa penyebab keuangan bocor seperti stok produk yang rusak & kadaluarsa, adanya pencurian oleh karyawan, atau sistem pelaporan yang buruk. Kasus-kasus ini dapat dicegah dengan penggunaan Software Apotek Digital dan rutin melakukan stok opname. Dengan Apotek Digital semua transaksi dimasukkan dalam sistem, pelaporan yang jelas, stok opname dapat dilakukan secara real time tanpa menutup apotek, dan setiap karyawan akan memiliki masing-masing satu akun sehingga PSA dapat menelusur jika terjadi kecurangan.