Kode SKU (Stock Keeping Unit) adalah kode unik yang diberikan kepada produk yang dibeli dan dijual di suatu bisnis retail, termasuk di apotek. SKU sering disebut juga kode produk, kode part, product identifier. Yang melekat sebagai identitas produk dan bersifat unik (dapat membedakan produk satu dengan produk lainnya). SKU dapat memudahkan pebisnis apotek dalam melakukan pengelolaan persediaan di apotek.
Pentingnya SKU di Apotek
Sesuai dengan Permenkes Nomor 73 Tahun 2016, suatu apotek dapat menjual berbagai produk dan jasa, meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Banyaknya jumlah item produk yang dijual di apotek dari ratusan hingga ribuan item produk, menyebabkan pebisnis apotek harus jeli dan tepat dalam melakukan pengelolaan. Banyaknya item yang dikelola dipengaruhi oleh perencanaan pengadaan di apotek yang harus memperhatikan pola konsumsi dan morbiditas. Pola konsumsi didasarkan pada data riil penggunaan obat di apotek pada periode sebelumnya) sedangkan metode morbiditas (berdasarkan jumlah episode tiap pola penyakit dan kebutuhan obat dengan rata-rata standar terapi).
Kode SKU bersifat internal dan dapat diberikan sendiri oleh apotek yang bisa terdiri dari kombinasi angka dan huruf dengan panjang yang bervariasi. Akan menjadi lebih baik lagi jika kode ini bisa menggambarkan jenis atau kategori produk untuk mempermudah identifikasi.
Contoh : OB001 (obat bebas), OK005 (obat keras), SK007 (suplemen kesehatan)
SKU tidak perlu dibuat terlalu panjang, akan lebih baik jika singkat, unik, dan memberikan identitas unik kepada produk yang dijual di apotek (sebagai product identifier). Jadi, pentingnya penggunaan SKU untuk semua produk di apotek adalah untuk mempermudah dalam melakukan pengelolaan persediaan. Dengan begitu, pengelolaan persediaan menjadi lebih praktis, terstruktur, dan efektif.
Beberapa manfaat atau keuntungan penerapan SKU produk di apotek antara lain,
- Mempermudah manajemen atau pengelolaan stok/persediaan
- Mempermudah dalam pengorganisasian stok
- Mempermudah pengecekan ketersediaan stok
- Mempermudah dalam perpindahan stok antargudang dan antarcabang
Perbedaan SKU dan UPC (barcode)
Tidak hanya SKU, UPC (universal products code) atau barcode juga merupakan kode yang bersifat unik melekat sebagai identitas produk.
Kode di barcode ini memuat data atau informasi terkait produk, seperti identitas, jenis dan harga produk. Biasanya kode barcode ini dicetak dan dimuat di kemasan produk. Barcode dapat dibaca dengan bantuan mesin yang disebut barcode scanner. Berbeda dengan barcode yang merupakan kode produk universal. SKU merupakan kode internal di bisnis apotek.
Strategi mengelola ribuan SKU produk dengan Software Apotek Digital
Penggunaan software pengolah apotek di era digital tentu sangat memudahkan aktivitas pengelolaan di apotek, termasuk dalam pengelolaan persediaan dengan jumlah item yang banyak di apotek. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih software apotek. Diantaranya fiturnya lengkap sesuai kebutuhan di apotek, mudah digunakan, pelayanan after sales yang baik, dan komitmen untuk melakukan pengembangan sesuai dengan peraturan dan kebutuhan mitranya.
Software Apotek Digital menerapkan SKU (stock keeping unit) atau kode produk sebagai identifikasi produk. Karena identitas nama produk yang kadang tidak baku, maka diperlukan kode SKU yang bersifat unik untuk memudahkan pengelolaan ratusan hingga ribuan produk di apotek. Kode SKU bisa ditentukan sendiri oleh pengguna ataupun bisa dibuatkan otomatis oleh sistem. Dengan begitu pengelolaan persediaan di apotek menjadi lebih praktis, terstruktur dan efektif.