Mengelola karyawan memegang peranan penting bagi kelangsungan operasional di apotek. Memiliki karyawan yang kompeten dan loyal tentu menjadi harapan pebisnis di apotek. Karyawan loyal biasanya karena bekerja sesuai passion/minatnya, serta didukung oleh lingkungan kerja yang baik. Beberapa tips yang bisa Anda lakukan di apotek untuk mengelola karyawan, antara lain
Penuhi Hak Karyawan
Tidak bisa dipungkiri bahwa karyawan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Baik kebutuhan material maupun kebutuhan untuk pengembangan diri. Penting untuk memenuhi hak karyawan sesuai dengan kesepakatan di awal kerja, sehingga karyawan akan merasa bertanggung jawab pada pekerjaannya. Penuhi hak-hak karyawan seperti gaji yang layak, hak cuti, jaminan sosial, dll sesuai dengan peraturan dan kesepakan kerja.
Ciptakan Suasana Kerja yang Nyaman dan Kondusif
Suasana kerja yang nyaman dan kondusif menjadi penunjang. Karyawan bisa bekerja dengan baik, cepat, dan sesuai bahkan melampaui target. Ciptakan suasana untuk bekerja yang kondusif. Caranya dengan membangun komunikasi yang baik di antara semua personel karyawan sehingga karyawan menjadi betah di apotek.
Penentuan Tujuan Bersama dan Pemberian Tanggung Jawab
Tujuan dan rencana apotek perlu disosialisasikan kepada karyawan untuk menyemangati semua karyawan. Misalnya dengan menyepakati target penjualan per harinya atau menyepakati rencana digital marketing dalam satu bulan. Selanjutnya karyawan diberikan tanggung jawab atau wewenang untuk mencapai tujuan tersebut. Keterlibatan karyawan dalam menyusun rencana dan menentukan tujuan akan membuat apotek lebih ‘hidup’ dan dapat mengembangkan rasa kepemilikan sehingga diharapkan karyawan akan semakin loyal dalam melakukan tanggung jawabnya.
Melakukan Evaluasi Secara Berkala
Dalam mengelola karyawan, pebisnis apotek perlu melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan apakah kapasitas karyawan masih sesuai dengan kompleksitas beban kerjanya. Selain itu, evaluasi berkala juga bertujuan untuk memecahkan masalah yang dialami karyawan dalam melakukan tugasnya dan memberi rekomendasi untuk perbaikan selanjutnya. Umumnya, evaluasi berkala tercakup dalam performance review yang dilakukan setiap tiga atau enam bulan sekali.
Pelatihan atau Pengembangan Karyawan
Pebisnis apotek yang tumbuh adalah pebisnis yang bisnisnya tumbuh pun juga diiringi dengan pertumbuhan kemampuan & skill karyawannya. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pelatihan atau pengembangan diri yang sesuai untuk karyawan. Program pelatihan atau pengembangan diri ini bisa dilakukan seminggu sekali atau sebulan dua kali. Topik yang bisa diberikan antara lain pengetahuan mengenai obat bebas dan obat bebas terbatas di apotek, cara pakai beberapa sediaan khusus, cara pakai dan efek samping obat-obat yang sering dibeli di apotek, dll
Penghargaan atau Apresiasi
Salah satu yang dapat meningkatkan loyalitas karyawan adalah adanya penghargaan atau apresiasi untuk karyawan yang bekerja dengan giat atau memberikan sumbangsih lebih kepada apotek, alias karyawan yang kompeten dan loyal. Penghargaan semacam ini dapat menjadikan motivasi baik bagi penerima maupun karyawan yang lainnya. Apresiasi dapat diberikan setelah program evaluasi atau performance review, bisa berupa bonus, hadiah, maupun kenaikan gaji.
Fitur Pengaturan Hak Akses Karyawan di Software Apotek DIgital
Mengelola karyawan menjadi hal yang penting agar karyawan tumbuh bersama dengan tumbuhnya apotek. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua karyawan yang masuk ke apotek adalah karyawan yang kompeten dan loyal sesuai dengan harapan pebisnis apotek. Namun, pebisnis apotek bisa mengupayakannya dengan mengelola karyawan dengan baik agar mereka menjadi kompeten dan loyal dan dapat melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Software pengolah apotek seperti Apotek Digital dapat membantu pebisnis apotek dalam mengelola karyawan dengan cara membatasi/mengkhususkan hak akses untuk masing-masing karyawan. Setiap karyawan bisa diatur untuk dapat melihat tampilan/data tertentu maupun melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan wewenangnya, misal Anda tidak mengizinkan karyawan A untuk melihat laporan keuangan atau total cash. Sehingga diharapkan karyawan akan fokus terhadap wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing.