Apa Itu Obat High Alert, Bagaimana Penyimpanannya di Apotek?

apt. Nurul Ayesya, S.Farm 3 min read

Obat high alert (peringatan keras) adalah obat yang perlu diwaspadai. Mengapa perlu diwaspadai? Karena dapat menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), dan berisiko tinggi menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD atau adverse outcome) serta terjadinya medication error. Oleh karena itu, obat ini termasuk aspek khusus yang harus diperhatikan penyimpanannya di apotek sesuai dengan Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Obat-Obat yang Termasuk High Alert

Daftar obat yang termasuk high alert ditetapkan oleh apotek dengan mempertimbangkan data dari referensi dan data internel di apotek tentang ‘kejadian yang tidak diharapkan’ (adverse event) atau kejadian ‘nyaris cedera’ (near miss). Referensi yang dapat digunakan sebagai acuan diantaranya daftar yang diterbitkan oleh ISMP (Institute for Safe Medication Practice). Apotek harus mengkaji secara seksama obat yang berisiko tinggi tersebut sebelum ditetapkan sebagai obat high alert di apotek.

Apa saja yang termasuk obat high alert? Berikut obat-obat yang perlu mendapat perhatian khusus dan diwaspadai di apotek.

Obat berisiko tinggi

Obat dengan risiko tinggi adalah obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat menyebabkan kejadian fatal seperti kematian dan kecacatan. Bahkan bisa membahayakan pasien jika digunakan secara keliru. Contohnya obat golongan sitostatika dan kemoterapetik, obat antidiabetik oral, Insulin, dan Heparin. Penggunaan yang salah atau keliru sangat membahayakan pasien.

(Baca juga : Medication Error dalam Pelayanan Kefarmasian di Apotek)

Obat LASA atau NORUM

Obat LASA (look alike sound alike) adalah obat dengan nama, kemasan, label, penggunaan klinik tampak atau kelihatan sama (look alike) atau bunyi sama (sound alike). Dalam bahasa Indonesia disebut juga NORUM (nama obat rupa ucapan mirip). Obat-obat yang termasuk LASA berisiko tinggi terjadi kesalahan pengambilan/penggunaan atau tertukar karena rupa dan ucapannya yang mirip. Faktor risiko umum terkait obat LASA meliputi tulisan tangan yang tidak terbaca, pengetahuan yang tidak lengkap tentang nama obat, kemasan/pelabelan yang serupa, potensi bentuk sediaan dan frekuensi penggunaan yang serupa, dan penggunaan klinis yang mirip. Contoh obat LASA dapat dilihat di tabel berikut.

Nama ObatNama Obat
TetrasiklinTetrakain
CisplatinCarboplatin
HomalogNovolog
LescholLesichol
Contoh obat LASA

Elektrolit konsentrat

Elektrolit konsentrasi tinggi dapat membahayakan pasien jika keliru dalam penggunaannya. Contohnya Natrium Klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan Magnesium Sulfat Injeksi.

Cara Penyimpanan Obat High Alert

Kegiatan penyimpanan sediaan farmasi harus bisa memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan dalam pencarian dan pengawasannya. Salah satu bentuk kontrol yang harus dilakukan adalah tersedianya catatan keluar masuk stok atau kartu stok untuk setiap produk serta dilakukan stok opname secara berkala. Ini berlaku untuk semua jenis kontrol persediaan di apotek. Lalu bagaimana teknik penyimpanan khusus untuk obat-obat high alert?

(Baca juga : Kartu Stok Obat, Apa Fungsinya dan Bagaimana Cara Membuatnya?)

Penyimpanan obat berisiko tinggi

Obat risiko tinggi harus disimpan dengan terpisah dan ada penandaan yang jelas. Hal ini untuk menghindari kesalahan pengambilan dan penggunaan. Penyimpanan obat ini dilakukan di tempat terpisah (misal rak, lemari, atau etalase terpisah), mudah dijangkau, dan tidak harus dikunci. Bisa ditambahkan pemberian penandaan atau label HIGH ALERT untuk menimbulkan kewaspadaan dan kehati-hatian.

Contoh lemari khusus penyimpanan obat high alert berisiko tinggi

Penyimpanan obat LASA atau NORUM

Penyimpanan obat LASA/NORUM dilakukan dengan tidak saling berdekatan dan diberi label khusus. Sehingga petugas lebih waspada dan hati-hati agar tidak salah ambil. Poin khusus terkait cara penyimpanan obat LASA diantaranya :

  • Obat LASA/NORUM tidak boleh ditumpuk atau bersamaan dengan obat lain
  • Obat LASA/NORUM harus disimpan secara terpisah di dua baris pada rak obat. Sehingga obat kelompok 1 pada satu baris dan obat kelompok 2 di satu baris lainnya, untuk menghindari kesalahan
  • Daftar obat LASA/NORUM digantung atau ditempel di kedua rak. Penulisan bisa menggunakan metode Tall Man Lettering untuk meningkatkan kewaspadaan. Menekankan perbedaan pada obat yang memiliki nama atau pengucapan suara yang sama
  • Diberi penandaan label ‘LASA/NORUM’ di rak
LOsECLAsIX
TetraSIKLINTetraKAIN
CISplatinCARBOplatin
HOMAlogNOVOlog
LEScholLESIchol
Contoh penulisan obat LASA dengan metode Tall Man Lettering

Penyimpanan obat elektrolit tinggi

Sama seperti obat berisiko tinggi, penyimpanan obat elektrolit tinggi juga dilakukan secara terpisah disertai dengan penandaan atau label HIGH ALERT. Penyimpanan obat ini dilakukan di tempat terpisah (misal rak, lemari, atau etalase terpisah), mudah dijangkau, dan tidak harus dikunci.

Penyimpanan obat-obat yang termasuk high alert mendapat perhatian khusus untuk memberikan keamanan bagi pasien dan tenaga kesehatan. Maka dari itu, apotek sudah sepatutnya juga tetap memperhatikan cara penyimpanan yang baik agar obat dapat digunakan sesuai dengan tujuannya, termasuk memperhatikan cara penyimpanan obat high alert.

Untuk mempermudah kegiatan pengelolaan di apotek, Anda bisa memanfaatkan software Apotek Digital. Dari segi penyimpanan, Apotek Digital sudah dilengkapi kartu stok yang akurat dan otomatis, sistem penyimpanan dan pengeluaran mengikuti kaidah FEFO (First Expired First Out), dan pengguna dapat menambahkan kategori khusus pada data produk. Kategorisasi ini bisa dimanfaatkan untuk memberikan catatan khusus seperti obat LASA/NORUM dan obat berisiko tinggi. Sehingga Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian bisa lebih waspada ketika hendak memberikan obat tersebut.

(Baca juga : Pentingkah Menggunakan Software untuk Pengelolaan di Apotek?)

Referensi

Kementerian Kesehatan RI, 2019, Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, p 19-24

Muhlis M, et al, 2019, Pengetahuan Apoteker tentang Obat-Obat Look-alike Sound-alike dan Pengelolaannya di Apotek Kota Yogyakarta, Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Vol. 8 No. 2, hlm 107–113

Singh S, Singh AR. Policies and procedures for sound-alike and look-alike. Int J Res Found Hosp Healthcare Adm. 2017; 5(1):15–20

Apotek Digital - Software Apotek Handal, Lengkap, dan Mudah. Yuk daftar di sini Gratis!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *