Optimalkan Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Apotek: Panduan Lengkap & Manfaatnya

apt. Nurul Ayesya, S.Farm 3 min read

Pelayanan Informasi Obat (PIO) yang optimal tidak hanya meningkatkan kepercayaan pelanggan, tetapi juga memperkuat citra apotek sebagai tempat konsultasi kesehatan terpercaya. Dalam era digital dan persaingan yang semakin ketat, apotek dituntut untuk lebih dari sekadar tempat membeli obat—melainkan menjadi sumber informasi yang akurat, ramah, dan profesional bagi masyarakat.

Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan salah satu standar pelayanan farmasi klinik di apotek menurut Permenkes Nomor 73 Tahun 2016. Selain sebagai bisnis retail, apotek pada dasarnya merupakan fasilitas pelayanan kesehatan sehingga perlu melakukan pelayanan kefarmasian seperti PIO. Ternyata, memberikan pelayanan farmasi seperti PIO dapat meningkatkan penjualan di apotek, lho. Bagaimana tidak? Ketika apotek mengoptimalkan pelayanan farmasinya, maka pelanggan akan merasa percaya kepada apotek, sehingga pelanggan menjadi puas. Bagi pelanggan/pasien akan lebih senang berkunjung ke apotek yang memberikan pelayanan farmasi seperti pemberian informasi obat daripada ke apotek hanya berjualan saja.

Mengapa Pelayanan Informasi Obat Penting?

Menjadi Syarat Wajib Pelayanan Apotek

Permenkes No. 73/2016 menegaskan bahwa apotek wajib menyediakan:

  • Konsultasi obat
  • Edukasi cara penggunaan
  • Informasi efek samping dan interaksi
  • Informasi penyimpanan

Ini bukan opsional, tetapi standar minimal pelayanan kefarmasian.

Meningkatkan Kepatuhan dan Keamanan Pasien

Penelitian menunjukkan bahwa edukasi obat meningkatkan kepatuhan pasien, mengurangi risiko salah minum, dan menurunkan angka efek samping yang tidak perlu (Patient Education & Counseling Journal).

Pasien yang memahami cara minum obat akan:

  • Lebih patuh jadwal
  • Tidak overdosis
  • Tidak mencampur obat yang tidak boleh
  • Mengetahui kapan harus berhenti atau kembali kontrol

Meningkatkan Loyalitas & Kepuasan Pelanggan

Studi di berbagai negara, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa layanan farmasi yang komunikatif meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Apotek yang memberikan informasi obat dengan baik akan dianggap:

  • Lebih terpercaya
  • Lebih ramah
  • Lebih profesional

Ini adalah keunggulan kompetitif yang membuat pelanggan “enggan pindah apotek”.

Apa Itu Pelayanan Informasi Obat (PIO)?

Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam penyediaan dan pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis, dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat. Sasarannya tidak hanya kepada pasien saja, tetapi juga kepada profesi kesehatan lain, pasien, keluarga pasien, dan masyarakat umum. Obat yang dimaksud merupakan sediaan farmasi termasuk obat keras, obat bebas terbatas, obat bebas, obat herbal, multivitamin dan suplemen.

Ruang Lingkup PIO

Informasi yang diberikan meliputi dosis, bentuk sediaan, indikasi dan kontraindikasi, formulasi khusus, rute dan metode/cara penggunaan obat, farmakokinetik, farmakologi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, interaksi, stabilitas, cara penyimpanan, harga, dan informasi lainnya terkait obat.

Mungkin Anda berpikiran bahwa pemberian informasi obat hanya ketika pasien datang membeli atau menebus obat? Ternyata tidak. Pelayanan Informasi Obat ini bersifat luas, contohnya :

  • Dalam rangka promosi/peningkatan kesehatan (promotif), seperti melakukan penyuluhan
  • Dalam rangka pencegahan penyakit (preventif), seperti melakukan penyuluhan imunisasi, penyuluhan terhadap bahaya merokok
  • Dalam rangka penyembuhan penyakit (kuratif), seperti keterlibatan dalam program eliminasi malaria dan TBC
  • Dalam rangka pemulihan kesehatan (rehabilitatif), seperti memberi informasi untuk meningkatkan kepatuhan pada pasien pengobatan kronis seperti hipertensi dan kolesterol

Dalam standar Good Pharmacy Practice (GPP), PIO menjadi bagian dari peran apoteker sebagai “trusted medicine expert”.

Cara Melakukan Pelayanan Informasi Obat Secara Profesional

Pelayanan informasi obat dilakukan oleh Apoteker, dibantu tenaga teknis kefarmasian dan semua staf apotek. Sebelum memberikan informasi, tentu apoteker harus menyiapkan materi dan selalu memperbarui pengetahuannya. Berikut cara memberikan pelayanan informasi obat di apotek :

a. Melakukan Persiapan

Sebelum melakukan kegiatan PIO, apoteker atau petugas harus menyiapkan :

  • Referensi resmi (MIMS, IONI, Farmakope, WHO, BNF)
  • Leaflet edukasi
  • SOP PIO
  • Tempat konsultasi sederhana
  • Pelatihan internal staf
  • Formulir PIO

Persiapan adalah pondasi agar informasi yang diberikan tidak hanya akurat, tetapi juga seragam antar staf.

b. Pelaksanaan PIO

Saat melayani pasien, apoteker perlu untuk:

Menjelaskan manfaat obat

Bicara dengan bahasa sederhana, hindari istilah teknis yang membingungkan.

Menjelaskan cara pakai & aturan minum

Contoh:

  • Sebelum makan / sesudah makan
  • Berapa kali sehari
  • Berapa lama harus diminum
  • Apa yang dilakukan jika terlewat dosis

Menjelaskan efek samping yang perlu diperhatikan

Tidak semua efek samping harus disebutkan, tapi fokus pada yang relevan & actionable, seperti:

  • Mengantuk
  • Iritasi lambung
  • Reaksi alergi

Menjelaskan interaksi obat

Contoh:

  • Antibiotik tidak boleh diminum bersamaan susu
  • Antikoagulan harus hati-hati dengan makanan tinggi vitamin K

Menjelaskan cara penyimpanan

Pasien sering lupa bahwa:

  • Obat sirup harus ditutup rapat dan disimpan di tempat sejuk (bukan kulkas)
  • Obat tertentu tidak boleh dijemur
  • Insulin harus disimpan di lemari pendingin (bukan freezer)

Ajak pasien bertanya

Menurut WHO, komunikasi dua arah meningkatkan pemahaman pasien hingga 40%.

Kemudian ada beberapa bentuk pelaksanaan kegiatan PIO yang bisa dilakukan di apotek, seperti :

  • Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien. Ini melekat ketika apoteker memberikan obat kepada pasien.
  • Membuat dan menyebarkan brosur/buletin/leaflet kepada pengunjung apotek atau masyarakat dalam rangka melakukan penyuluhan. Atau bisa juga leaflet ditempelkan di mading apotek agar bisa dibaca oleh pengunjung apotek
  • Memberikan pelatihan terkait pengetahuan tentang obat-obat yang dijual di apotek kepada karyawan di apotek. Contoh : pelatihan terkait cara menggunakan obat khusus yang benar, pelatihan tentang obat bebas dan bebas terbatas, dll
  • Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa/mahasiswa farmasi yang sedang praktik kerja di apotek (PKL/PKPA)
  • Melakukan program jaminan mutu

c. Dokumentasi & Evaluasi

Pelayanan informasi obat perlu dilakukan dokumentasi. Yang didokumentasikan antara lain:

  • Waktu pemberian informasi
  • Siapa yang dilayani
  • Topik apa yang dijelaskan
  • Masalah obat yang ditemukan
  • Klarifikasi yang dilakukan

Kemudian, evaluasi dapat dilakukan bulanan:

  • Apa pertanyaan yang paling sering muncul?
  • Informasi apa yang kurang dipahami pasien?
  • Apa yang bisa ditingkatkan?
  • Bagaimana respon atau feedback dari pemberian informasi yang telah dilakukan?

Tantangan dalam Pelayanan Informasi Obat

Keterbatasan Waktu

Apoteker sering kewalahan di jam sibuk. Solusinya dapat menyediakan leaflet singkat ataupun video edukasi.

Pengetahuan Pasien yang Berbeda-beda

Beberapa pasien sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai penyakit dan obat mereka, namun beberapa belum paham sama sekali. Solusinya dapat menggunakan teach-back method yaitu meminta pasien mengulang kembali informasi dengan bahasa mereka.

Informasi Tidak Seragam antara Karyawan

Pelatihan rutin diperlukan agar semua karyawan dapat memberikan informasi dengan standar yang sama.

Menyadari padatnya kegiatan yang perlu Anda lakukan di apotek, seperti melakukan pelayanan farmasi klinik dan melakukan pengelolaan sediaan farmasi. Anda bisa memanfaatkan software apotek seperti Apotek Digital untuk memudahkan kegiatan pengelolaan di apotek. Dengan Apotek Digital, Anda dapat melakukan semua aktivitas pengelolaan di apotek dengan mudah, dari pengelolaan stok, pengelolaan karyawan, laporan dan analisis secara otomatis dan real time. Coba gratis, di sini.

FAQ – Pertanyaan yang Sering Diajukan oleh Pasien

1. Apakah semua obat harus saya tanyakan penggunaannya?

Idealnya iya. Obat bebas sekalipun dapat menyebabkan interaksi atau efek samping jika digunakan tidak benar.

2. Apakah PIO hanya untuk obat resep?

Tidak. Obat bebas, vitamin, suplemen, dan obat tradisional juga perlu diberikan informasi yang benar.

3. Berapa lama konsultasi obat yang ideal?

1–3 menit cukup, selama poin penting dapat dijelaskan dengan jelas.

4. Apakah informasi obat bisa diberikan melalui WhatsApp Apotek?

Boleh, selama apotek memiliki SOP jelas dan informasi yang diberikan akurat serta terdokumentasi dengan rapi dan sistematis.

Referensi

Pustaka :  Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019, Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Apotek Digital - Software Apotek Handal, Lengkap, dan Mudah. Yuk daftar di sini Gratis!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *