Lima Kesalahan Pebisnis Apotek yang Bisa Membuat Bangkrut

apt. Nurul Ayesya, S.Farm 2 min read

kesalahan pebisnis apotek

Membangun bisnis apotek memerlukan modal dan persiapan yang tidak sedikit, bisa puluhan hingga ratusan juta. Banyak owner (pebisnis apotek) terutama pebisnis pemula yang mengalami kerugian bahkan hingga bangkrut karena masalah ini, terutama di tahun-tahun awal setelah apotek buka. Lima kesalahan pebisnis apotek ini perlu diketahui, jangan sampai Anda melakukan kesalahan yang sama.

(Baca juga : Apotek Tidak Berkembang Bahkan Bangkrut, Ini Dia Penyebabnya!)

Persediaan Tidak Terkontrol

Persediaan meliputi semua stok persediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang dijual di apotek. Ini merupakan kunci dari operasional dan pelayanan di apotek. Persediaan yang tidak terkontrol bisa menyababkan risiko berikut ini, diantaranya :

  • Tidak terpenuhinya permintaan pelanggan karena stok habis atau produk tidak tersedia. Akibatnya akan menolak pelanggan yang berarti menolak omzet dan pemasukan apotek
  • Stok berlebih hingga menumpuk di penyimpanan. Ini akan menyebabkan stok tidak berputar, cash flow terganggu hingga menjadi stok mati dan kadaluarsa

Persediaan yang tidak terkontrol, tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan/pasar lama-lama akan menyebabkan cash flow terganggu. Jika tidak segera ditangani, apotek bisa merugi hingga bangkrut.

(Baca juga : Fungsi dan Tujuan Pengelolaan Persediaan di Apotek)

Salah Pilih Supplier

Pemilihan supplier atau PBF akan mempengaruhi omzet yang dicapai apotek. Penting bagi pebisnis apotek untuk melakukan survei terlebih dahulu sebelum memilih supplier. Kesalahan memilih akan menyebabkan operasional apotek terganggu. Seperti pengiriman yang sering terlambat, stok kosong sehingga apotek juga bisa kehilangan potensi penjualan dan berakibat merusak kepercayaan pelanggan. Selain itu, salah memilih supplier dalam hal harga juga bisa menyebabkan harga beli yang tinggi dan profit yang didapat apotek lebih sedikit. Dalam memilih supplier/PBF, setidaknya perhatikan hal berikut :

  • Legalitas PBF : memiliki izin PBF dan sertifikasi CDOB
  • Legalitas dan kualitas produk : produk legal, memiliki izin edar, dengan kualitas yang baik/tidak rusak
  • Kualitas pelayanan PBF : respon kecepatan dalam mengirimkan produk, ketepatan dalam melayani pesanan, komunikasi jika stok produk kosong, dan pelayanan setelah pembelian
  • Harga produk kompetitif
  • Kebijakan retur produk

(Baca juga : Tips Memilih Distributor Obat PBF yang Tepat di Apotek)

Harga Obat Terlalu Mahal

Penetapan harga jual menjadi penting terutama untuk apotek baru. Biasanya pebisnis apotek berpikiran untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan menetapkan harga jual yang terlalu tinggi. Ini bisa menjadi boomerang tersendiri karena pelanggan apotek akan kabur dan mencari apotek lain yang menawarkan harga lebih kompetitif atau punya strategi harga yang lebih baik.

(Baca juga : Panduan Lengkap Menentukan Harga Jual Obat di Apotek)

Oleh karena itu, sebelum menentukan harga lakukan analisis harga. Anda bisa melakukan survei ke beberapa apotek sekitar untuk membandingkan harga terutama untuk obat yang bisa dibeli bebas. Anda juga bisa menerapkan strategi harga bertingkat (tiered pricing) agar bisa tetap kompetitif. Strategi harga bertingkat bisa diterapkan dengan menerapkan beli banyak lebih murah, harga khusus kriteria pelanggan tertentu, harga khusus member, dan lain-lain.

(Baca juga : Tingkatkan Penjualan Apotek dengan Strategi Pemasaran yang Tepat)

Tidak Punya SOP yang Jelas

Menurut Permenkes Nomor 14 Tahun 2021, apotek harus mempunyai prosedur tetap (SOP). SOP (Standar Operasional Prosedur) merupakan sistem atau pedoman yang disusun untuk memudahkan, menertibkan, merapikan pekerjaan/aktivitas di apotek sehingga proses kerja di apotek menjadi efektif.
Pedoman ini meliputi aspek pengelolaan (sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP) dan aspek pelayanan farmasi klinis.

SOP penting sebagai acuan dalam operasional bisnis apotek. Apa akibatnya jika apotek tidak memiliki SOP yang jelas? Seringkali operasional apotek bermasalah dan tidak efisien. Karyawan juga tidak mempunyai panduan yang jelas dalam melaksanakan tanggung jawabnya, sehingga bisa berdampak pada pengelolaan dan pelayanan kepada pelanggan yang buruk.

(Baca juga : SOP Apotek : Manfaat dan Cara Membuatnya)

Oleh karena itu, apotek harus memiliki SOP yang jelas meliputi setiap aktivitas pengelolaan dan pelayanan di apotek. Agar bisa diterapkan dengan baik, maka karyawan perlu diberi pelatihan terkait materi di SOP.

(Baca juga : Jenis Pelatihan yang DIbutuhkan Karyawan di Apotek)

Tidak Menggunakan Sistem Apotek

Sistem apotek menjadi penting untuk menjadi kebutuhan karena banyaknya hal yang perlu dilakukan dan dikontrol di apotek. Pengelolaan apotek secara manual selain menyulitkan dan berisiko menimbulkan kebocoran/kerugian di apotek. Semua aktivitas rutin operasional seperti manajemen persediaan, pencatatan, pelaporan, manajemen karyawan, analisis dan lain-lain dapat dilakukan oleh sistem. Oleh karena itu, pebisnis apotek bisa lebih fokus terhadap pelayanan dan penyusunan strategi untuk pertumbuhan bisnis.

(Baca juga : Kisah Sukses : Omzet Naik 5x Lipat dengan Software Apotek)

Itulah beberapa kesalahan yang kerap menjadi penyebab apotek merugi hingga bangkrut, terutama untuk pebisnis apotek pemula. Jangan sampai terabaikan. Untuk memudahkan pengelolaan dan operasional apotek, Anda bisa memanfaatkan software Apotek Digital yang sudah dipercaya ribuan apotek di Indonesia. Dengan fitur yang lengkap, kemudahan penggunaan, dan layanan support yang solutif dan fast response Anda bisa merasakan kemudahan mengelola apotek. Coba gratis disini!

(Baca juga : Pentingkah Menggunakan Software untuk Pengelolaan Apotek)

Omzet naik dengan menggunakan software Apotek Digital

Apotek Digital - Software Apotek Handal, Lengkap, dan Mudah. Yuk daftar di sini Gratis!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *